Senin, 21 Januari 2013

0

HUKUM SHALAT

Posted in
Berdasarkan ijma ulama salafus sholeh bahwa bahwasannya hukum menunaikan shalat bagi setiap muslim/muslimah yang sudah mukalaf, ialah wajib 'ain berdasarkan dalil-dalil yang qath'i dari Nash Al-Qur'an dan Sunnah Nabi, antara lain sebagai berikut :

فَأَقِـيْمُوْا الصَّـلاَةَ إِنَّ الصَّـلاَةَ كَانَتْ عَلَي الْمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَّوْقُوْتًا

"Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana bisa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman". (Qs. An-Nisa (4) : 103)

حَافِظُوْا عَلَي الصَّـلَوَاتِ وَالـصَّلاَةِ الْوُسْطَي وَقُوْمُوْا ِللهِ قَانِتِيْنَ
"Peliharalah samua shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu". (Qs. Al-baqoroh (2) : 238)



 صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي (رواه البخاري
 "Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat". (H.R Bukhari)

بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَي خَمْسٍ شَهَادَةِ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ الله وَأَنَّ مُـحَمَّدًا رَّسُوْلَ اللهِ وَإِقَامِ اَلصَّلاَةِ وَاِيْتَاءِ الزكَّاَتِ وَحَجِّ اْلبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ (رواه البخاري و مسلم

"Islam dibangun atas lima pondasi : (1) bersyahadat dengan bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, (2) melaksanakan shalat, (3) mengeluarkan zakat, (4) Pergi haji ke baitullah dan (5) puasa ramadhan". (H.R Bukhari dan Muslim dalam kitab syarah Arbai'in An-Nawawiyah).

Rasulullah SAW menjadikan shalat sebagai pilar kedua setelah syahadat. Dan ini menjadi penting sebagai amal konkret dari perwujudan nilai kepasrahan atau ketundukan seorang muslim setelah pengikraran dua kalima Syahadatain.

 فَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ اللهَ افْتَرَضَي عَلَيْهِمْ خَـمْسَ صَلَوَاتٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ
"Maka ajarkanlah kepada mereka, bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam". (Syaikh Abdurrahman alu syaikh "Fathul Majid" bab; Dakwah kepada syahadat laa ilaha illallah, hal 161. Jam'iyyah Ihya At-Thurats Al-Islami).

Tidak ada perbedaan dalam penetapan hukum shalat di kalangan para ulama Fiqh, bahwa hukum shalat WAJIB bagi muslim yang Mukallaf dan Mumayyiz.

اِنَّماَ تَجِبُ الْمَكْتُوْبَةُ اَيْ اَلصَّـلَوَاتُ الْـخَمْسُ عَلَي كُلِّ مُسْلِمٍ مُكَلَّفٍ اَيْ بَالِغٍ عَاقِلٍ ذَكَرٍ اَوْ غَيْرِهِ
"Shalat Maktubah (shalat lima waktu) wajib hukumnya dikerjakan bagi setiap muslim yang mukallaf, yaitu; yang telah sampai baligh, berkal sehat, lelaki atau wanita". (kitab Fathul Mu'in bab; Shalat hal.9)

Dalam Qoidah Usul Fiqh dikatakan tentang defenisi wajib

مَاأَمَرَهُ بِهِ الشَّارعِ ُعَلَي وَجْهِ اْلإِلْزَامِ

"Sesuatu perkara yang diperintahkan syara' agama secara komitmen terus menerus"

Dalam kaitan dengan balasannya
اَلْوَاجِبُ مَايُثَابُ فَاعِلُهُ إِمْتِثَالاً وَيَسْتَحِقُّ اْلعِقَابَ تَارِكُهُ
"Sesuatu yang wajib dalam syara' ialah setiap perkara dimana pelakunya akan mendapat pahala jika didasari melaksanakan perintah, dan jika pelaku meninggalkannya maka berhak mendapat hukuman". (syaikh Muhammad bin shalih Al-Utsaimin "Al-Ushul min 'ilmil ushul" darul aqidah kairo mesir 2003 m)

  ( Kelanjutan Risalah Shalat dibawah)
Baca Juga Kelanjutannya ===>>> Hikmah shalat dalam tujuan syar'i



0 komentar: